Penyokong

Selasa, 1 April 2008

Saat Terakhir Rasullulah s.a.w

Bulan ini merupakan bulan kelahiran Rasullulah. Sebagai tanda ingatan kita kepada baginda, ramailah diantara kita yang mengadakan sambutan Maulidur Rasul yang mana antaranya kita mengadakan perarakan sambil membacakan salawat keatas junjungan besar Nabi Muhammad s.a.w.Sambutan Maulid ini adalah tanda ingatan kita atas kelahiran Nabi keatas dunia ini, tetapi bagaimana pulakah saat terakhir Nabi sebelum baginda meninggalkan dunia fana ini? Marilah bersama kita hayati... SAAT-SAAT AKHIR RASULLULAH.

Pagi itu , Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasihNya.Maka taati dan bertaqwalah kepadaNya. Ku wariskan dua perkara kepada kalian, Al-Quran dan sunnahku. Barangsiapa mencintai sunnahku, beerti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintai aku akan masuk syurga bersama-sama aku.” Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasullulah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.

Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya turun naik menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya telah tiba. “Rasullulah akan meninggalkan kita semua”, keluh hati semua sahabat ketika itu. Manusia tercinta itu hampir selesai menunaikan tugasnya didunia.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasullulah masih tertutup. Sedang didalamnya, Rasullulah terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya. Rasullulah yang ketika itu telah terjaga bertanyakan anaknya“ Siapakah itu wahai anakku?”. “Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekarang aku melihatnya”. Rasullulah lalu menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenangkannya.” Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan didunia. Dialah malaikat maut.” Kata Rasullulah. Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasullulah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasullulah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “ Jibril, betapa sakinya sakaratul maut ini.” Perlahan Rasullulah mengaduh. Fatimah terpejam. Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku , hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasullulah kepada malaikat pengantar wahyu itu. “ Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal.” Kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasullulah memekik, kerana kesakitan yang tidak tertahan lagi. “ Ya Allah, dahsyat nian maut ini. Timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.”Badan Rasullulah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak menyatakan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya.“ Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku.” Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah diantaramu.” Di luar pintu, tangis mulai kedengaran bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya dan Ali kembali mendekatkan telinga ke bibir Rasullulah yang mulai kebiruan. “ Ummatii, ummatii, ummatii – umatku,umatku,umatku”.

Berakhirlah hidup manusia yang mulia yang memberi sinaran itu. Betapa cintanya Rasullulah kepada kita. Persoalannya mampukah kita menyintai baginda seperti mana cintanya beliau kepada kita? Bersamalah kita renungkan.........

1 ulasan:

Tanpa Nama berkata...

Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the Aluguel de Computadores, I hope you enjoy. The address is http://aluguel-de-computadores.blogspot.com. A hug.